7 Cara Menyapih Anak dari ASI

 Saya termasuk sukses dalam menyusui si kakak. Selama 2 tahun oke banget dia dalam hal itu. Nah, setelah 2 tahun peer selanjutnya ya nyapih, yekan?

Seperti halnya proses menyusui, prose menyapih dari ASI juga butuh perjuangan buk. Gak cuma anaknya yang butuh disiapkan mentalnya. Tapi, ibunya juga.

Kenapa? Karena proses menyusui tuh indah banget bagi saya. Kayak dibutuhkan banget sama anak wkwk. Ibuk haus perhatian gini ini.

Kayaknya hidup tuh indah banget kalau lihat anak nyusu. Ikatan batinnya juga berasa. 

Tapi setelah 2 tahun, ASI sudah kehilangan perannya dalam hidup anak. Karena mereka sudah saatnya makan makanan riil. 

Kalau menyapih ditunda bisa menyebabkan kekurangan gizi pada anak dan lebih buruknya bisa menyebabkan stunting.

Ya karena anak merasa kenyang dengan menyusu dan tidak mau makan makanan padat. 

Proses penyapihan pada anak pertama saya, cukup alot buibu. Perlu waktu sekitar 6 bulan bisa beneran lepas. 

Konon anak baiknya disounding, tapi di kasus saya, setiap habis disounding, malah tambah gak mau lepas haha. 

Nah, berikut cara saya menyapih anak dari ASI: 

1. Disounding

Tetep yak ini walau gak gitu ngefek ke si kakak. Tapi pemberitahuan awal bahwa kakak udah besar dan harus berhenti nenen tetap harus dilakukan. 

Karena bagaimana pun, selama 2 tahun ini kenyamanan mereka salah satunya ya menyusu dalam dekapan ibu.

2. Frekuensi menyusui dikurangi perlahan

Frekuensi menyusui saya kurangi. Dari awal pagi, sore dan malam. Bahkan pagi bisa 2-3 kali sebelum saya berangkat kantor. 

Begitu pun sore ke malam bisa beberapa kali juga.

Jika awalnya 3 kali, mulai dikurangi menjadi 2 dan kemudian 1 kali. Hingga akhirnya cuma menyusu 1 kali ketika mau tidur.

3. Perhatikan makanan sebelum tidur

Jadi, ketika sudah bertekat sapih, anak mulai dikenyangkan dengan makanan padat ketika jadwal menyusu.

Karena sudah kenyang, mereka gak akan minta nenen lagi.

4. Susu dalam gelas

Mencoba mengalihkan perhatian dengan menawarkan susu formula dalam gelas. 

Kenapa gak pakai dot? Ya, karena nanti malah timbul peer baru, menyapih dot wkwk. Apalagi udah dua tahun, sudah pinter minum pakai gelas.

5. Distraksi positif

Ketika frekuensi menyusu tinggal 1 kali ketika malam. Maka diperlukan distraksi positif untuk mengalihkan perhatian anak.

Misalnya, membaca dongeng sebelum tidur atau menyanyi.

6. Waktu yang pas

Cari waktu yang pas ketika benar-benar mau disapih. Saya waktu itu cari pas akhir minggu. Jadi mulai jumat sudah gak dikasi nenen.

Biasanya sekitar 3 hari kalau gak nyusu, insyaAllah mereka udah bisa bener-bener lepas.

7. Kerjasama dengan suami

Peran suami penting banget pas masa sapih ini. Karena ketika anak rewel  bisa gantian untuk menggendong haha.

Si bapak juga bisa mengalihkan perhatian anak ke hal-hal lain. Biasanya diajak main.

Menyapih bukan hal mudah buibu, ada yang cepat dan ada pula perlu proses yang lama sepertu saya. 6 bulan bok.

Itu jangan membuat berkecil hati yak. Karena kondisi rumah, kondisi ibu dan anak juga beda semua.

Jadi, tetap semangat buk yang lagi nyapih. Kalian luar biasa.