Pages

10 Maret 2024

Memang Bisa Bayi Asi Eksklusif Alergi Makanan?

 Anak laki-laki saya, Dhika, pernah mengalami alergi makanan ketika dia berumur 3 bulan. Kok bisa?

Jadi, awalnya pipi kanan kirinya ada bintik-bintik kecil, lama-lama bintik-bintiknya melebar dan mengelupas, menyebabkan warna putih yang berbeda dari warna kulit. 

Terkadang tangannya Dhika seperti menggaruk pipinya, diusek-usek gitu ya. 

Karena warna putihnya semakin lebar, ketika imunisasi saya sempat menanyakan ke dokter anaknya, apakah bisa diobati pipinya?

Dan dokter menjawab bahwa nanti hilang sendiri. Ayem dong si ibuk ini.

Hanya saja si Dhika semakin brutal ngusek-ngusek pipinya sehingga membuat saya khawatir. Jangan-jangan dia merasa gatal.

Oh ya, banyak yang bilang karena air susu. Yang ujung-ujung nyalahin cara saya menyusui. Sedangkan saya tahu betul, setiap habis menyusui, daerah muka si bayi selalu saya lap pakai kapas yang sudah dicelupkan air hangat. 

Perlakuan ini sudah saya lakukan sejak punya anak pertama. Jadi, kalau putih-putih di pipi Dhika karena air susu, kemungkinan besar bukan.

Akhirnya, saya mencoba membawa Dhika ke dokter kulit langganan. Bu dokter baru lihat sebentar langsung bilang, "Ini jelas alergi, mbak"

Lah, alergi? Langsung otak ngeblank, karena riwayat keluarga sepertinya gak ada yang alergi seperti ini.

Lebih lanjut, bu dokter mengatakan, "Sedangkan alergi apa, cuma ibuk yang bisa cari tau, karena anaknya masih asi eksklusif. Jadi, makanan yang ibu konsumsi itu ada yang membuat anaknya alergi."

Tambah bingung kan ya, sambil inget-inget saya makan apa yak kira-kira yang bikin bayi ini alergi.

Oleh bu dokter, saya diberi tahu cara untuk mengetahui penyebab alerginya. Jadi, selama 3 hari coba mengkonsumsi misalnya ayam, kemudian berhenti. Selama berhenti makan protein hewani, saya mengkonsumsi sayur-sayuran saja.

Karena penyebab alergi rata-rata dari protein hewani. 

Setelah berhenti makan protein hewani selama 2 hari, bisa dilihat reaksi anak. Apakah berpengaruh pada perilaku atau kondisi kulitnya. Jika tidak ada bisa mengkonsumsi protein hewani jenis lain. Misalnya tadi ayam, selanjutnya bisa ikan.

Tidak perlu waktu lama, akhirnya ketahuan kalau Dhika alergi ikan pindang atau ikan cue. Gak nyangka sama sekali.

Tapi memang ikan laut rentan sekali sebagai penyebab alergi, karena itulah beberapa artikel menyarankan perkenalan ikan laut dilakukan yang terakhir pada masa MPASI. Karena ditakutlan menimbulkan  alergi.

Efek yang terjadi ketika saya makan ikan pindang pada Dhika adalah, muncul bintik-bintik kecil baru pada kedua pipinya dan si Dhika beneran brutal banget yang ngusek-ngusek pipi.

Akhirnya sejak saat itu sampai Dhika lulus Asi ketika usia 2 tahun, saya menghentikan konsumsi ikan pindang.

Sedangkan gatal-gatal pada pipi Dhika berangsur hilang, putih-putihnya juga. Kami dibawain salep sama dokter kulit juga untuk mengobati pipi si Dhika.

Perjuangan banget buk, untuk tahu penyebab alergi pada bayi yang masih asi eksklusif, ibuknya jadi bahan eksperimen makanan haha. 

Syukurlah semua bisa teratasi dengan baik.

Punya pengalaman yang sama buk? 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar